Rabu, 05 Februari 2014

PESANGGRAHAN PASEBAN AGUNG SUNYORURI (PESANGGRAHAN MBAH CITRO)


Inilah pesanggrahan paseban agung sunyoruri atau yang lebih terkenal pesanggrahan mbah citro. disini tempat para pendaki untuk beristirahat untuk mempersiapkan keperluan pendakian.setiap sabtu atau hari libur disini ada pedagang makan dan minuman untuk persediaan pendakian.

POS PANTAU GUNUNG LEMONGAN (GUNUNG MEJA 352 mdpl)



Inilah pos pantau gunung lemongan tepatnya berada desa tegal randu kecamatan klakah  berada di gunung meja 352 mdpl. dari sinilah seluruh pemantauan tentang aktifitas yang terjadi di gunung lemongan. disini juga sering dikunjungi oleh peneliti-peneliti vulkanologi untuk mencari informasi tentang aktifitas gunung lemongan, sejatinya gunung lemongan masih dinyatakan aktif walaupun sudah tidak pernah menunjukkan gejala-gejala terjadi letusan lagi, namun pernah terdeteksi aktifitas yang sering terjadi yaitu getaran-getaran kecil yang masih dinyatakan sebagai getaran normal pada gunung berapi.

Senin, 03 Februari 2014

13 GUNUNG BERAPI DI JAWA TIMUR

13 Gunung Berapi di Jawa Timur


Penanggungan

(stratovolcano)
Gunung Penanggungan adalah sebuah stratovolcano aktif kecil mendominasi pemandangan dari pantai Utara di daerah Surabaya. Hal ini segera di sebelah utara gunung Arjuno Welirang-lebih tinggi dan lebih aktif kembar.
Penanggungan adalah salah satu gunung di Jawa paling dihormati

Arjuno-Welirang

(stratovolcano)
Gunung Arjuno and Welirang membentuk gunung berapi kembar dekat Jawa Timur ibukota Surabaya. Welirang terkenal dengan belerang deposito di salah satu dengan kawah puncak yang mencari menjadi tambang masih menggunakan metode abad pertengahan. 

Lurus

(stratovolcano)
Lurus gunung adalah sebuah gunung berapi kecil di pantai utara Jawa Timur, utara Iyang-Argapura lebih besar massif. Hal ini tidak diteliti dengan baik, tetapi berpotensi masih aktif, dan menimbulkan ancaman bagi kawasan industri di dekatnya.

Baluran

(stratovolcano)
Baluran adalah gunung berapi yang paling timur di Jawa dan menduduki NE ujung pulau. Gunung Baluran adalah gunung berapi andestic kecil dengan sebuah kawah berbentuk u luas yang memanjang kearah NE.

Kawi-Butak

(stratovolcano)
Kawi-Butak adalah massif vulkanik yang luas dengan 2 ventilasi (Kawi dan Butak) segera timur gunung Kelut dan selatan Arjuno Welirang-gunung berapi dan terletak 15 km sebelah barat Malang modal gegional.

Kelud

(stratovolcano)
Gunung Kelud gunung berapi (juga dieja Kelut) adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jawa Timur. Gunung memiliki spektakuler besar kawah yang berisi sebuah danau, yang merupakan tujuan akhir pekan, tetapi juga asal-usul devastaating lumpur mengalir.

Bromo

(stratovolcano)
Gunung Bromo gunung berapi di Jawa Timur adalah kerucut aktif di dalam kaldera Tengger raksasa, salah satu tujuan lokasi paling indah di Indonesia di Jawa Timur, terkenal untuk pemandangan matahari terbit magnificient dan panorama atas kaldera dengan Gunung Semeru di latar belakang.

Iyang-Argapura

(stratovolcano)
Iyang-Argapura gunung berapi kembar adalah kompleks besar di Jawa Timur, Indonesia, 25 km sebelah BL dari kota universitas Jember. Ini mendominasi lanskap antara Raung dan Lemongan gunung berapi.

Lemongan

(stratovolcano)
Gunung Lemongan adalah gunung stratovolcano kecil di Jawa Timur yang terletak antara lebih besar Tengger dan Iyang-Argapura gunung berapi. Dikelilingi oleh banyak kawah dan cinder Cone, membentuk sebuah zona vulkanik peregangan 25 km E-W dan 16 km N-S.

Malang Plain

(maars (kawah ledakan))
Malang informal disebut Plain "gunung berapi" adalah sekelompok sembilan kerucut abu, maars, dan kubah lava usia Holosen di Dataran Malang, SE dan NE dari kota Malang.

Ijen

(stratovolcano)
Ijen gunung berapi di Jawa Timur berisi dunia terbesar asam Danau kawah gunung berapi, disebut Kawah Ijen, terkenal dengan warna biru kehijauan. Kawah aktif yang mengukur 950 x 600 m dikenal dengan deposito belerang kaya yang sedang mencari tambang.

Semeru

(stratovolcano)
Semeru, gunung tertinggi di Jawa, dan salah satu yang paling aktif, terletak di ujung selatan massif vulkanik yang membentang utara ke Tengger kaldera. Semeru, tujuan trekking gunung favorit, telah hampir terus-menerus letusan sejak 1967.

Raung

(stratovolcano)
Raung di Jawa Timur di Dataran Tinggi Ijen merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Jawa, dengan letusan eksplosif sering setiap beberapa tahun. Raung adalah sebuah stratovolcano besar dibangun BD dari tepi kaldera Ijen. 

KEGIATAN PENGHIJAUAN DI GUNUNG LEMONGAN

Aktifitas penghijauan di gunung lemongan dilakukan setiap hari minggu, koordinator dari penghijauan ini adalah "LASKAR HIJAU" yang di pimpin oleh bang A'ak, untuk para relawan yang bersedia ikut dalam penghijauan ini bisa menghubungi:

  1. Bang A'ak "LASKAR HIJAU" ( 081337339911) FB: A'AK ABDULLAH AL-KUDUS
  2. Bang Beny "VABFAS" (085649536500) FB: BENY RESMANA
  3. Bang Anton "VABFAS" (08990546328) FB: ANTON PENGEN NGLAYAP
  4. Bang Rovic "VABFAS" (085233005127) FB: ROVIC MANCING MANIA
Ada banyak komunitas yang sudah bergabung  dalam kegiatan penghijauan ini, salah satunya yaitu VABFAS. untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi blog dari VABFAS ADVENTURE TEAM disitu sudah lengkap informasi tentang kegiatan yang dilakukan.

"KAMI TUNGGU PARA RELAWAN HIJAU ROYO-ROYO"

JALUR PENDAKIAN GUNUNG LEMONGAN

Untuk para pecinta hiking, tidak ada salahnya mencoba track gunung lemongan. gunung ini hanya memiliki ketinggian 1671 mdpl, namun banyak yang berkomentar bahwa gunung ini sangat sulit ditaklukkan sehingga ada yang menyebutnya "si kecil cabe rawit".
inilah rute pendakian di dunung lemongan:

  1. untuk yang dari luar kota bisa naik bus turun di plawangan klakah
  2. lalu jalan ke pesanggrahan mbah citro kurang lebih sekitar 8-10km jauhnya dari plawangan
  3. untuk yang naik motor, motor bisa dititipkan di rumah penduduk di sekitar pertigaan sumber
  4. pos pertama yaitu pesanggrahan mbah citro. para pendaki bisa istirahat dan mempersiapkan keperluan untuk pendakian. perjalanan bisa dilakukan sekitar pukul 10 malam dari pesanggrahan. para pendaki akan disuguhi track-track yang ringan namun melelahkan.
  5. pos kedua yaitu watu gedhe, perjalanan kurang lebih sekitar 2 jam dari pos pertama. para pendaki bisa istirahat sembari menunggu waktu untuk naik ke puncak. para pendaki akan melewati tangga batu alam yang tersusun secara alami, lalu melewati laharan atau longsoran yang sering disebut "tanjakan putus asa".
  6. pos ketiga yaitu gerbang alas, perjalanan kurang lebih sekitar 2 jam dari pos 2. para pendaki akan melewati hutan basah yang tingkat tanjakannya sudah extrim.
  7. pos ketiga yaitu guci, perjalanan kurang lebih 2 jam dari pos 3. pendaki bisa mengambil air minum yang ada di guci bila pendaki kehabisan air minum.
  8. yang terakhir yaitu puncak, perjalanan sekitar 1,5-2 jam dari pos tiga.
untuk catatan para pendaki, bila kondisi hujan atau angin jangan memaksakan diri untuk naik ke puncak, karena sangat riskan. dan pantangan yang harus diketahui oleh para pendaki yaitu untuk para pendaki cewek bila datang bulan sangat-sangat dilarang untuk ikut naik, hanya diperbolehkan di pesanggrahan saja.

"SELAMAT MENCOBA KEUNIKAN DARI GUNUNG LEMONGAN"

PENGHIJAUAN GUNUNG LEMONGAN

Salah satu kegiatan penghijauan gunung lemongan

Dalam rangka Hari Pahlawan 10 November 2013, Laskar Hijau memperingati dengan cara menanam ribuan pohon bersama dengan ratusan relawan di Gunung Lemongan, Lumajang, Jawa Timur. Kegiatan ini sebagai cara Laskar Hijau untuk menghargai nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa, yakni dengan cara melanjutkan menjaga Indonesia dari kerusakan lingkungan dan melestarikan warisan alam Indonesia yang kaya dengan flora dan faunanya.

Kegiatan ini secara khusus bertujuan untuk memulihkan Gunung Lemongan yang pada awal Oktober lalu rusak dan terbakar karena Perhutani melakukan penebangan Akasia di sekitarnya. Al-Kudus selaku Koordinator Aktivis Lingkungan Hidup "Laskar Hijau".

Dirinya mengaku, sangat gembira atas keterlibatan ratusan orang dalam kegiatan penghijauan di hutan Lemongan yang gersang. Selain, aksi penanaman pohon dilakukan dari berbagai elemen masyarakat. Ini membuktikan bahwa bukan hanya Laskar Hijau saja yang menginginkan Gunung Lemongan ini kembali hijau, tapi banyak kalangan dari berbagai golongan dan kelompok.

Beny Resmana selaku salah satu panitia kegiatan ini, juga tidak menyangka aksi penghijauan di Lemongan diikuti ratusan orang, baik dari kalangan pelajar dan masyarakat umum.

Keterlibatan para relawan yang ikut menanam dalam kegiatan ini mencapai ±250 orang.  Para relawan yang terlibat antara lain siswa-siswi dari SMK Negeri Klakah, Madrasah Aliyah Miftahul Ulum, Ranu Pakis, Klakah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Wachid Hasyim, Kunir. Selain itu terlibat juga aktifis-aktifis peduli lingkungan dari Vabfas, Mapashi STKIP-STIT Muhammadiyah, Mahapastie Widya Gama, PAS Senduro, CCS SMKN 1 Lumajang, Copaska SMKN Klakah, Hipalapa SMAN Pasirian, Cakra Wijaya SMAN Candipuro, PWG Gucialit dan LPBI PCNU Kabupaten Lumajang.

Selain dari Lumajang, hadir juga para relawan dari Sanggar Merah Merdeka, Surabaya, Pro Fauna Sidoarjo, FIC Sidoarjo, Korban Lumpur Lapindo dan perwakilan Walhi Jawa Timur. Tidak ketinggalan pula perwakilan dari BPBD Kabupaten Lumajang juga terlihat sibuk mengangkuti bibit ke lokasi tanam dengan menggunakan mobil dinasnya.

Adapun jenis pohon yang ditanam dalam penghijauan kali ini antara lain Kluwi, Nangka, Beringin, Kiara Payung, Kenari, Nyamplung, dan lain-lain. Bibit-bibit tersebut berasal dari kebun bibit milik Laskar Hijau dan bantuan dari beberapa orang yang peduli dengan pelestarian Gunung Lemongan, salah satunya dari Amin Bawazier, praktisi media yang hobby melakukan pembibitan di rumahnya.

Menurut A’ak, kegiatan penanaman kali ini sengaja dilaksanakan di sekitar Posko Laskar Hijau yang pada awal Oktober lalu rusak dan terbakar akibat penebangan akasia yang dilakukan oleh pihak Perhutani. Tujuan dari pemilihan lokasi tanam  ini adalah untuk memulihkan kembali kawasan agar ijo royo-royo lagi sehingga mampu menjadi bagian penyangga ekosistem kembali.

Tentu saja kegiatan menanam ini tidak hanya akan berhenti pada hari ini saja, karena sampai sekitar bulan April 2014 secara intens Laskar Hijau akan terus melakukan penanaman di Gunung Lemongan. 

Sebelumnya para relawan ini mendapatkan wawasan tentang sejarah gerakan konservasi di Gunung Lemongan dan pengarahan teknis penanaman dari panitia pelaksana yang dilaksanakan di Padepokan Mbah Citro. Dan seolah alam ikut bersuka cita dengan kegiatan ini, persis setelah para relawan ini usai menanam, hujan turun menyirami pohon-pohon yang baru saja ditancapkan ke tanah.

GUNUNG LEMONGAN

Nama Lemongan berasal dari kata “Lamong” bahasa Jawa Kuno menjadi Lamongan,  Lamong berarti gila, meraban, meracau, gila asmara, tergesa-gesa, tipis, tembus pandang, cepat, (ekstrem kan artinya?) menurut kamus bahasa Jawa. Lamong terdiri dari dua suku kata, yaitu “la” dan “among” bahasa Sansekerta (Jawa Kuno) yaitu la = panjang, sulit ; among = memelihara, menguasai, melindungi, membina, mengayomi. Tapi arti sesungguhnya adalah "sulit dikuasai"
Gunung Lemongan adalah sebuah gunung api di Jawa Timur (disekitar kawasan kabupaten lumajang), bagian dari Pegunungan Tengger dan kelompok Pegunungan Iyang-Argopuro. Puncaknya adalah Tarub (1 651 m).
Gunung Lemongan dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara 150 dan 700 meter. Beberapa maar mempunyai danau. Gunung Lamongan juga memiliki 60 puncak. Yang saat ini aktif terletak 650 meter di sebelah barat daya puncak Tarub. Danau, di antaranya Ranu PakisRanu Klakah dan Ranu Bedali, terletak di lereng barat dan timur. Maar yang kering terletak terutama di lereng utara. Tidak diketahui letusan maar yang tercatat dalam sejarah.
Gunung Lemongan sempat sangat aktif dari tahun 1799, letusan pertamanya yang tercatat dalam sejarah, sampai akhir abad ke-20.
Sejarah Gunung Lemongan di Desa  Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten  Lumajang, Jawa Timur, sebagian  terekam di Paseban Agung Sunyoruri.  Ini merupakan padepokan spiritualis  Pancasila yang didirikan pada  Agustus 1964 oleh Citro Sridono Sasmito  alias Subiantoro.   Harimau loreng serta macan tutul  dan kumbang terkadang menampakkan  diri di sekitar padepokan,  kata Subiantoro  atau Mbah Citro saat ditemui Tempo,  Jumat pekan lalu. Pria yang sudah  47 tahun tinggal di kaki Gunung Lemongan  ini masih ingat kijang buntung berkaki  tiga.  Murid-murid padepokan sering menyaksikan  rombongan ajak atau anjing  hutan memburu celeng. Setelah celeng  tertangkap, ajak menyantapnya beramairamai.  Hingga 1970-an, padepokan itu  dikelilingi rimbunan pohon tinggi besar  jenis anggrang dan suren. Hutan bambu  juga menjadi ciri khas kawasan itu.  Setelah itu, datanglah periode perambahan  hutan oleh warga dan pemerintah.  Mereka menanam jagung dan pemerintah  menyebar bibit pohon jati. Mulai  1998, penjarahan hutan menjadi-jadi.  Walhasil, profil hutan berubah dan Mbah  Citro tidak pernah melihat lagi satwa  langka di kaki Gunung Lemongan.  Gatot, pegawai Bagian Humas dan  Hukum Agraria KPH Probolinggo, mencatat,  pada 1998-2000, terjadi penjarahan  kayu besar-besaran di wilayah hutan produksi  yang luasnya 2.500 hektare itu.  Hutan yang rusak seluas 400 hektare.  Kerusakan ini menjadi penyebab punahnya  satwa langka di wilayah itu.  


Balai Konservasi Sumber Daya Alam  mencoba melakukan penangkaran satwa  liar yang dilindungi.  Kami memberikan  izin kepada masyarakat serta lembaga  untuk memelihara satwa liar, seperti  kijang dan rusa,  kata Pudjiadi, Kepala  Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo.  Langkah lain dilakukan warga dengan  penanaman pohon. Hal ini dilakukan Abdullah  al-Kudus, tokoh penggerak Laskar  Hijau atau kelompok pemuda yang peduli  terhadap konservasi dan kelestarian Gunung  Lemongan.  Pembibitan mulai dilakukan  di rumah-rumah warga sekitar,   kata Aak panggilan Abdullah al-Kudus.  Ribuan bibit buah-buahan ditanam di  area seluas kurang-lebih 500 hektare,  tepatnya di petak 12-A, selama tiga tahun  terakhir ini.  Sayang, sejak awal Agustus lalu, terjadi  kebakaran hutan yang memusnahkan  pohon di kawasan seluas 100 hektare  itu. Karena itu, mereka benar-benar  menjaga lahan lainnya.  Dengan kembali hijaunya hutan Gunung  Lemongan, kata Aak, secara otomatis  akan mengembalikan lagi habitat  beragam satwa yang tersimpan dalam riwayat  memori warga setempat. Itu pula  yang menjadi harapan Mbah Citro, yang  menjadi saksi kekhasan satwa di kawasan  Gunung Lemongan.